Tirta di Pojok Desa …..

Nak Bali Jegeg

“Duk Penampa Asta Dasa Bukit ngeruruh merta kasorring Gumang, ana Desa 9 lan akarya genah ngastawa kawitnia soang-soang ika wiwit ana Dukuh saider Bukit Penyu, ika karania ana Kapitu. Yuga duk Ida Bhatara ngardi Panca Tirtha, ring Neriti ngaran Tirtha Panembak, ring Ersania ngaran Tirtha Pabersihan, ring Wayabia ngaran Tirtha Palukatan, ring Geneya ngaran Tirtha Penganter, ring Madia Tirtha Pangentas. Wus kapinuja ring Bethara muputang Pitra wiwit ika ana Aci Buu-Buu…” 

Desa Pekraman Bugbug masuk ke dalam Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem Propinsi Bali, sepintas mendengar nama wilayahnya akan terkesan sebagai sebuah desa yang kering dan tandus, air terbatas dan tanpa pengairan.  Namun jika melihat kenyataannya sangat jauh berbeda dari apa yang dikesankan di atas.  Desa yang berada di aliran sungai Tukad Buhu ini, ternyata memiliki air melimpah dibandingkan dengan desa-desa lainnya di Kabupaten Karangasem. Pada Dasawarsa 90 an atas usaha Pimpinan Desa dan bantuan teknis dari team teknik dari Politeknik Universitas Udayana pada saat itu, Desa Bugbug mampu mengakses sumber mata air yang terletak di utara desa untuk disalurkan ke rumah-rumah penduduk. Air bening melimpah yang melintasi Desa Bugbug ini juga membawa berkah bagi dunia pertanian di Desa Bugbug yang dapat dilihat dari menghamparnya areal persawahan (areal persawahan dapat dilihat lewat photo satellite ini, silakan klik disini). Uniknya pengelolaan pertanian di Desa ini adalah pada masa tertentu, areal persawahan tidak hanya melulu ditanami padi, pada masa yang sama petani-petani juga membagi petak-petak sawahnya dengan berbagai produk pertanian seperti budidaya bunga gumitir dan pacar untuk keperluan upacara, semangka, berbagai palawija, cabai rawit, sayuran, bawang merah dan bawang putih, yang secara langsung juga membantu untuk memutus mata rantai hama penyakit.

Kayehan 2

Hubungannya dengan melimpahnya air dan pengairan di Desa Tua ini, juga dapat dilihat dari keberadaan beberapa permandian umum yang beberapanya masih terpelihara untuk menunjang berbagai kebutuhan warga desa baik untuk pemenuhan fisik maupun spiritual. Air sebagai sumber kehidupan yang paling penting dalam kehidupan manusia, juga beroleh tempat yang penting bagi masyarakat Bugbug.  Pura Pengalapan sebagai bentuk penghormatan dan bakti warga akan pentingnya pengairan dan turunan irigasinya adalah bukti akan hal ini.  Bahkan karena pentingnya air, penulis pernah mendengar ada tetua yang mengatakan bahwa agama dan tradisi yang dianut oleh warga Desa Bugbug ini adalah Agama Tirta. Ya, jika dikaitkan dengan pernyataan ini, memang berbagai upacara dan tradisi yang dilakoni oleh masyarakat Bugbug pada umumnya memang diakhiri dengan percikan tirta.  Begitu juga, dari cerita tetua yang pernah kami dengar, ada Balian di jaman dulu hanya menggunakan air dengan diberi mantra-mantra sebagai sarana pengobatan yang sangat manjur. Kembali kepada keberadaan permandian umum di Desa Bugbug, ia bukan hanya dipergunakan oleh penduduk untuk mandi dan bersosialisasi antar warga, tetapi secara spiritual memiliki peranan yang sangat penting dalam hubungannya dengan pelaksanaan berbagai upacara di Desa Bugbug utamanya upacara Pitra Yadnya yang diselenggarakan oleh penduduk setempat.  Sehingga pada beberapa keluarga di Desa Bugbug mempercayai bahwa keberadaan Tirta di Desa Bugbug sebenarnya sudah lengkap adanya.  Bahkan Tirta Daretan yang depergunakan oleh Prawayah untuk memerciki para pengayah Daretan dimohonkan di Permandian Desa yang terletak di utara Pura Puseh itu.  Keberadaan Tirta di setiap Bucun Desa ini erat kaitannya dengan keberadaan Pelinggih Betara Maspait di Pura Manjangan Saluang.  Permandian desa ini, selain berfungsi secara spiritual, juga berfungsi social yang masih dipergunakan sebagai tempat permandian umum, dijadikan wahana dan media bersosialisasi antar warga di seputaran permandian, yang tetap rajeg dari dahulu hingga jaman millennium ini.  Adapun semua permandian Desa yang Nyatur di setiap sudut desa (di bucun desa) mengelilingi wilayah Desa Pekraman Bugbug dengan permandian di Tengah Desa sebagai pusatnya dapat diterangkan sebagai berikut :

Permandian Umum di Tengah Desa ; sering disebut oleh penduduk dengan nama Kayehan Desa. Permandian ini berlokasi di sebelah utara Pura Puseh Desa Adat Bugbug di dalam areal Kantor Desa Adat. Dalam hubungannya dengan pelaksanaan Upacara Pengabenan, penduduk dengan sarana upacara yang telah ditentukan nunas Tirta Pengentas di tempat ini.  Permandian Umum di Timur Laut Desa ; sayangnya permandian ini secara fisik sudah punah, digantikan oleh keberadaan sebuah Sekolah Dasar. Namun secara spiritual keberadaannya masih dipertahankan, hal dibuktikan dengan keberadaan sebuah pelinggih di tempat yang mulanya adalah permandian, di mana oleh penduduk yang menyelenggarakan rangkaian upacara pengabenan mendak Tirta Pebersihan di tempat ini. Permandian Umum di Tenggara Desa ; lokasinya berada di arah tenggara Desa bernama Gelogor, walau permandian ini sudah punah secara fisik, secara spiritual keberadaanya masih dipertahankan yang mana dalam rangkaian pelaksanaan upacara Pengabenan merupakan tempat memohon Tirta PenganterPermandian Umum di Barat Daya Desa ; permandian ini terletak di pojok Barat Daya Desa di sebuah wilayah yang lebih dikenal oleh warga setempat dengan nama kamar ini secara spiritual adalah tempat memohon Tirta Panembak. Permandian Umum di Barat Laut Desa : permandian ini sering disebut dengan Kayehan Dukuh, adalah tempat untuk memohon Tirtha Panglukatan.

Kayehan 1

Sementara itu ada sebuah permandian umum yang terletak di arah Barat Desa di kaki Bukit Dukuh yang berada di wilayah Banjar Adat Dukuh Tengah adalah permandian umum yang secara spiritual tidak bertalian langsung sebagaimana halnya permandian yang diutarakan di atas.

Oleh : I Wayan Ardika

2 thoughts on “Tirta di Pojok Desa …..

  1. Ini pertama kali saya buka web iwb, hal ini sangat baik untuk pengetahuan kita sebagai warga Bugbug maupun yang lainnya dalam rangka peningkatan Sradha Bakti. Terimakasih

    Suka

  2. saya pemangku ring pura maspait tag tag peguyangan ,mohon penjelasan tentang sejarah pura maspait dan siapakah yang berstana di pura maspait, terimakasih sebelumnya

    Suka

Tinggalkan komentar